Ulasan Film India – PK

Ulasan Film India – PK

Di dunia ini, agama memiliki pandangan berbeda dari setiap orang. Pada satu sisi, agama merupakan sebuah pegangan iman untuk sebagian orang. Sedangkan pada sisi lainnya, agama sering kali disangkutpautkan dengan sikap fundamentalisme dan radikalisme.

Bahkan beberapa orang hanya menjadikan agama sebagai atribut atau simbol, sementara agamanya itu tidak diterapkan dalam hidup dan malah berlaku kebalikannya. Nah, kali ini kami akan membahas mengenai salah satu film yang mengaitkan dengan kehidupan beragama.

Ulasan Film India – PK

Film ini berjudul PK, sebuah film yang dibuat pada tahun 20014 dan memberikan kritikan tajam mengenai kehidupan beragama. Lalu bagaimana cara dari PK yang merupakan alien tersasar ke bumi untuk mengajak umat dari seluruh dunia menyadari apa makna sebenarnya dari agama?

Setidaknya terdapat 3 pesan yang bisa kita dapatkan dari film yang diperankan oleh Aamir khan ini. Pertama, mengenai kritik pada agama dan praktik dari keagamaannya. Ini tampak jelas saat PK berkata “Siapa yang benar?” pertanyaan tersebut muncul setelah ia mengenal beragam agama dengan praktik yang berbeda.

Ulasan Film India – PK

Terdapat agama yang menyembah tuhan pada hari Jumat atau Selasa, ada juga yang menggunakan pengeras suara, ada yang meminum anggur ketika berdoa, ada yang mengharamkan anggur, semua itu membuat PK bingung dengan agama.

Keberagaman ini akhirnya mengantarkan PK pada pertanyaannya sendiri, dari sekian banyak agama dengan tradisinya, yang mana yang benar? Agama mana yang bisa mengantarkannya kepada tuhan? Agama dan tradisi keagamaan meski memiliki cara yang berbeda – beda, tetapi orang tetap bisa menghargai perbedaan tersebut dan sadar kalau tujuan mereka adalah sama.

Pesan kedua adalah mengenai kalau tuhan tidak perlu untuk dibela, namun kemanusiaan yang perlu untuk dibela. Ini sangat relevan dengan kondisi saat ini yang melakukan tindakan buruk dengan mengatasnamakan agama. Banyak teroris yang melakukan tindakannya dengan mengatasnamakan tuhan, entah tuhannya yang mana. Yang pasti, tidak ada agama yang mengajarkan untuk saling membunuh sesamanya.

Ketiga, merupakan kritik untuk para pemimpin agama. Ini jelas disampaikan melalui karakter Maharaj Tapaswi yang menampilkan sosok beragama dengan penuh kekuasaan pada genggamannya. Ia mengeksploitasi ketakutan yang ada dalam diri manusia untuk kepentingan kelompoknya sendiri.

Penyelewengan ini dikatakan PK sebagai Wrong Number atau salah sambung. Karena orang jadi tidak diarahkan kepada tuhan yang sebenarnya. Ini menggambarkan saat ini semakin banyak orang yang berperan sebagai tuhan palsu, seakan mereka mengarahkan pada yang benar, namun tidak.

Tokoh PK dalam film ini dikisahkan mulai mencari tuhan saat orang – orang yang ia tanyai mengenai remote control-nya yang hilang. Mereka semua berkata tanya saja pada tuhan, karena menurut mereka, hanya tuhan yang bisa membantunya.

Dalam pencariannya terhadap tuhan, PK menyadari beragam komunitas keagamaan yang menyembah tuhan. Mereka terdiri dari sekelompok orang yang memiliki komitmen sebagai satu komunitas. Lalu ada pertanyaan kritis di sini, apa yang memotivasi orang – orang tersebut untuk melakukan komitmen dan mengikuti suatu agama?

Salah satu fenomena sosial dalam hal ini digambarkan melalui ayah Jaggu yang taat terhadap agama. Pada setiap kegiatannya, ia selalu menyertakan dewa tertentu. Tapi ini membuat ia buta akan kebenaran dan malah takut pada Maharaj Tapaswi yang dianggap sebagai pemimpin agama.

PK tentu menegaskan kalau jangan sampai tuhan yang sejati tergantikan dengan simbol yang salah. Sebab ada banyak cara untuk menuju ke tuhan yang sejati, carilah jalan yang sebenarnya.

Leave a Comment